Kapan pun itu, jangan pernah menganggap remeh ban mobil yang sudah aus atau botak. Bahaya ban mobil botak itu tidak main-main. Bahkan, Anda bisa kehilangan nyawa jika menganggap kebotakan atau aus pada ban mobil sebagai hal remeh.
Kondisi ban gundul dari sisi kenyamanan maupun keselamatan, sama-sama negatif. Jika membiarkannya, kondisi ini bisa membuat Anda mengalami kejadian buruk selama perjalanan.
Ban yang botak, rawan membuat mobil Anda tergelincir tanpa kendali karena ban sudah kehilangan daya cengkeramnya. Mau tahu lebih lanjut mengenai apa saja bahaya kebotakan ban mobil? Cek sini!
Baca Juga: 6 Cara Cek Kelayakan Ban Mobil yang Mudah dan Praktis
Ban yang Botak Tak Selalu Ban Tua!
Anda harus paham lebih dulu, bahwa ban botak itu bukan istilah yang cocok untuk ban tua belaka.
Namun, ini lebih ke kondisi saat alur atau kembang ban mobil telah tipis dan bahkan hampir habis.
Laman Bridgestone (salah satu merek ban ternama dunia) mengatakan jika ban botak sudah kehilangan kemampuan traksi (cengkeram)-nya pada aspal.
Saat alur ban telah menipis, maka daya cengkeramnya ke permukaan jalan akan turun drastis.
Apa efeknya? Mobil Anda jadi gampang selip, utamanya pada jalanan licin atau saat mengerem mendadak.
Selain itu, bahaya ban botak lainnya adalah ia kehilangan kemampuannya untuk membuang air secara efektif. Nah, air yang menumpuk di antara ban dan jalanan, akan membuat mobil Anda jadi kehilangan traksi.
Jadi, sebelum Anda berpikir “Ah, ban ini masih bisa digunakan,” padahal kondisinya telah begitu tipis, Anda memang mempertaruhkan keselamatan dan nyawa di setiap perjalanan.
Bahaya Ban Mobil Botak yang Mengintai Anda di Setiap Kilometer Perjalanan!
Kami ingatkan, jangan mengabaikan kondisi ban yang sudah tipis atau bahkan botak. Apakah ban botak berbahaya? Sangat. Apalagi Anda menggunakan mobil untuk perjalanan setiap hari. Apa bahayanya? Simak di sini:
1. Jarak Pengereman Jadi Lebih Panjang
Pertama, jarak pengereman mobil Anda jadi lebih panjang. Pasalnya, ban botak memang telah kehilangan daya cengkeram ke aspal.
Saat Anda menginjak rem, alur ban yang sudah tipis tidak lagi bisa “menggigit” permukaan jalan.
Akibatnya, mobil butuh jarak lebih panjang untuk berhenti. Di jalan kering mungkin masih bisa dikendalikan, tapi di jalan basah, efeknya bisa fatal.
Saat hujan deras misalnya, lalu ada kendaraan mendadak berhenti di depan Anda. Dengan ban baru, mobil mungkin langsung berhenti di jarak aman.
Tapi dengan ban botak, mobil bisa terus meluncur beberapa meter sebelum benar-benar berhenti. Selisih beberapa meter ini bisa jadi penentu antara aman atau tabrakan beruntun.
Jarak pengereman yang lebih panjang juga bikin Anda kehilangan waktu reaksi. Sekalipun refleks Anda cepat, ban yang aus tidak bisa merespons secepat kondisi normal.
Baca Juga: Panduan Pemeriksaan Ban Mobil yang Wajib Anda Lakukan
2. Risiko Hydroplaning atau Aquaplaning
Ban botak juga kehilangan kemampuan membuang air. Alur ban yang seharusnya menyalurkan air keluar kini sudah menipis, sehingga air menumpuk di antara ban dan jalan.
Saat tekanan meningkat, mobil bisa “melayang” di atas lapisan air. Ini adalah kondisi yang populer dengan sebutan hydroplaning.
Begitu hydroplaning terjadi, Anda kehilangan kendali penuh. Setir terasa ringan, pedal gas dan rem tidak bereaksi sebagaimana mestinya, dan mobil bisa bergeser arah dengan sendirinya.
Kondisi ini sering terjadi di jalan tol atau jalan kota yang tergenang setelah hujan deras.
Yang bikin berbahaya, semua itu bisa terjadi dalam hitungan detik. Anda mungkin merasa mobil baik-baik saja, lalu tiba-tiba melayang dan kehilangan traksi.
Ban baru dengan alur dalam bisa mengalirkan air, tapi ban botak membuat semua air terjebak di bawah permukaannya. Ini jadi bahaya ban mobil botak yang juga wajib Anda perhatikan.
3. Ban Lebih Cepat Panas dan Rentan Pecah
Bahaya ban mobil tipis atau bahkan botak, juga membuatnya lebih cepat panas dan rentan pecah.
Ini karena ban botak memiliki struktur yang lebih tipis. Saat mobil berjalan, gesekan antara ban dan permukaan jalan meningkat.
Panas yang timbul di dalam ban pun naik dengan cepat. Tekanan udara di dalam ban ikut melonjak, dan dalam situasi tertentu seperti di jalan tol atau pada kecepatan tinggi, maka ban bisa meledak secara tiba-tiba.
Selain menakutkan, ban yang pecah di tengah-tengah perjalananan juga sangat berbahaya.
Mobil Anda bisa kehilangan keseimbangan, terutama kalau pecahnya terjadi di roda depan.
Banyak kasus kecelakaan di jalan bebas hambatan yang berawal dari ban pecah, dan sebagian besar disebabkan oleh kondisi ban yang sudah aus. Ingat-ingat bahaya ban mobil botak ini juga Anda masih memaksa untuk menggunakannya.
Baca Juga: Berapa Usia Ban Mobil yang Ideal untuk Diganti? Ini Standarnya!
4. Handling dan Kontrol Menurun
Salah satu tanda paling jelas dari ban botak adalah perubahan pada rasa kendali mobil. Setir jadi terasa lebih ringan tapi tidak stabil. Saat Anda berbelok, respon mobil jadi lambat dan sulit Anda prediksi.
Di tikungan atau saat menyalip kendaraan lain, ban aus membuat mobil terasa “ngambang”.
Kalau tiba-tiba harus bermanuver cepat, risiko selip atau tergelincir meningkat drastis. Bahkan di jalan bergelombang, Anda akan merasa mobil seperti “menyapu” arah sendiri karena traksi sudah lemah.
Handling yang buruk juga bikin Anda cepat lelah karena harus terus mengoreksi arah kemudi.
Kondisi ini bikin perjalanan kurang nyaman dan juga menurunkan fokus karena Anda harus bekerja lebih keras menjaga stabilitas mobil.
Jika Ban Mobil Sudah Botak, Segera Ganti di Bengkel Ban Terpercaya!
Sudah menemui tanda-tanda kebotakan pada ban mobil? Sebaiknya langsung kunjungi bengkel ban terbaik.
Guna menemukannya, Anda bisa cek melalui HaloBengkel. Sudah ada fitur untuk mencari bengkel mobil sesuai kebutuhan. Ada ulasan dari pelanggan, estimasi harga, hingga booking jadwal. Yuk, cek HaloBengkel sekarang!
Erwin Juntoro, seorang car enthusiast dengan pengalaman lebih dari 5 tahun di dunia otomotif. Lulusan SMK Otomotif, Erwin punya minat yang tinggi dalam bidang kelistrikan, mesin, transmisi, tune-up dan modifikasi kendaraan. Driven by Passion, Fueled by Innovation.