Mengapa Penjualan Mobil Malaysia Salip Indonesia di Tahun 2025?

Ada yang cukup mencengangkan dari industri otomotif tahun ini. Penjualan mobil Malaysia salip Indonesia padahal penduduk kita hampir sepuluh kali

Ada yang cukup mencengangkan dari industri otomotif tahun ini. Penjualan mobil Malaysia salip Indonesia padahal penduduk kita hampir sepuluh kali lipat daripada Malaysia. 

Ini sekaligus jadi pertama kalinya penjualan mobil di Malaysia melampaui Indonesia. Hal ini pun mencerminkan adanya pergeseran daya beli, strategi Industri, dan kebijakan pemerintah yang langsung memengaruhi Anda sebagai konsumen. 

Tapi, memangnya kenapa jika Malaysia lebih unggul? Jawabannya, tentu akan berpengaruh pada Anda sebagai konsumen. 

Dealer akan sulit memberikan promo besar, produsen akan mengurangi varian, dan kredit menjadi lebih ketat. Maka dari itu, mari pahami fenomena satu ini. 

Baca Juga: Review VinFast VF3, Mobil EV Affordable Asal Vietnam

Alasan Penjualan Mobil Malaysia Salip Indonesia di Tahun 2025

Ingin tahu lebih lanjut mengenai penjualan mobil di Indonesia yang disalip oleh negara tetangga? Cek ini: 

1. Pertama Kalinya, Penjualan Mobil di Malaysia Lebih Tinggi dari Indonesia

Pada kuartal kedua 2025, Malaysia mencatatkan penjualan mobil sebesar 183.366 unit, sementara Indonesia hanya mencapai 169.578 unit. 

Perbedaan ini mungkin terlihat kecil, tetapi yang membuatnya signifikan adalah tren tahunan. 

Malaysia hanya mengalami penurunan 1% dari tahun sebelumnya, sedangkan Indonesia anjlok 12%. 

Pergerakan ini menunjukkan bahwa pasar Malaysia berhasil menjaga kestabilan, sedangkan pasar Indonesia sedang menghadapi tekanan yang berat.

2. Daya Beli Kelas Menengah di Indonesia Terus Tergerus

Penjualan mobil Indonesia jadi lesu karena berkaitan dengan melemahnya daya beli, khususnya di kalangan kelas menengah. 

Ekonom Bank Danamon, Hosianna Situmorang, mengungkapkan bahwa proporsi kelas menengah di Indonesia turun dari 21,4% pada 2019 menjadi hanya 17,1% pada 2024. 

Perubahan ini berarti jutaan orang kehilangan kemampuan finansial untuk melakukan pembelian besar seperti mobil baru. 

Akibatnya, banyak calon pembeli memilih menunda atau mencari alternatif kendaraan yang lebih murah.

Baca Juga: 8 Jalur Alternatif Jakarta Bandung untuk Hindari Kemacetan

3. Dominasi Merek Lokal Menjadi Senjata Malaysia

Malaysia mampu menjaga penjualan berkat dominasi merek lokal seperti Perodua dan Proton yang menguasai 63% pasar pada paruh pertama 2025. Harga mobil Malaysia yang lebih terjangkau tapi tetap berkualitas, memang menjadi alasan penjualannya terjaga. 

Selain itu, mereka sigap merespons tren global dengan mendorong penjualan mobil listrik (EV) dan hybrid. 

Penjualan EV tumbuh 91%, sementara hybrid naik 12%. Kombinasi produk yang relevan dan dukungan pemerintah melalui insentif menjadikan pasar mereka tetap hidup meskipun ekonomi global sedang tidak menentu.

4. Malaysia juga Kalahkan Indonesia dan Thailand secara Total Semester

Jika melihat data wholesales atau penjualan dari pabrik ke dealer, Malaysia menjual 393.780 unit pada semester pertama 2025. 

Indonesia berada di posisi kedua dengan 374.740 unit, sementara Thailand mencatatkan 319.627 unit. 

Keunggulan ini membuktikan bahwa pertumbuhan mereka menjadi buah atau hasil dari strategi industri otomotif di negaranya yang konsisten. 

Baca Juga: Mobil Lamborghini Termahal di Dunia, Ini Dia Harganya!

5. Tren Tahun 2024 Sebenarnya Sudah Memberi Sinyal

Pada 2024, penjualan mobil Indonesia masih unggul di angka 865.723 unit dibanding Malaysia yang 816.747 unit. 

Namun, jaraknya sudah sangat tipis. Saat itu, sebagian analis sudah memperkirakan bahwa jika tidak ada perbaikan kebijakan dan kondisi ekonomi, maka Malaysia berpeluang besar menyalip. Tahun 2025 membuktikan prediksi tersebut.

6. Kebijakan Pajak Malaysia Lebih Ramah Konsumen

Gaikindo menyebut bahwa insentif dan kebijakan otomotif Malaysia jauh lebih bersahabat daripada di Indonesia. Sebagai contoh, pajak kendaraan untuk Toyota Avanza di Malaysia hanya sekitar Rp385 ribu per tahun, sementara di Indonesia mencapai Rp4 juta. 

Bea balik nama kendaraan di Malaysia sekitar Rp500 ribu, sedangkan di Indonesia mencapai Rp2 juta. 

Perbedaan signifikan ini membuat biaya kepemilikan mobil di Malaysia jauh lebih ringan dalam jangka panjang.

Dari sini kita bisa paham, bahwa penjualan mobil Malaysia salip Indonesia menjadi hal wajar karena beberapa faktor. Misalnya dari daya beli, dukungan pemerintah, strategi industri, dan dominasi produk lokalnya.

Other Post

Download Now !

aplikasi service mobil

Download Sekarang Reservasi jadi Lebih MUDAH, dan Dapatkan GRATIS Garansi Check Up untuk Kendaraan Kesayangan Anda

Related Post